Tampilkan postingan dengan label Konfigurasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Konfigurasi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 17 Juni 2012

Teknik spdf, Hubungan Ikatan, Bentuk dan Hibridnya

Kita telah mengenal pengkonfigurasian dengan teknik spdf. Pada posting yang sebelumnya terkait teknik spdf, sebenarnya teknik itu tetap berpegang pada aturan-aturan:

  1. Hukum Aufbau tentang teknik pengisian orbital berdasarkan tingkat energi
  2. Larangan Pauli tentang bilangan kuantum yang sama (untuk bilangan kuantum utama, azimut, dan magnetik), namun memiliki perbedaan pada bilangan kuantum spin
  3. Tata tertib Hund, tentang tata cara pengisian elektron-elektron pada orbital

Pada pengkonfigurasian menggunakan teknik spdf, yang akan berikatan dengan atom lain, memiliki tata cara yang berbeda dengan yang kita kenal pada diagram Lewis. Diagram Lewis hanya memperlihatkan bentuk "gepeng" (baca:belum berbentuk) dari molekul. Kenapa molekul-molekul itu membentuk suatu bangun? karena masing-masing ligan (atom pengitar atom pusat) memiliki gaya saling tolak menolak yang disebut gaya momen dipole. Sehingga mereka membentuk suatu bangun.

Itulah hibridisasi. Hibridisasi adalah susunan seluruh elektron dalam atom pusat pada kulit terluarnya. Seperti yang kita tahu, bahwa ikatan kimia ada yang disebut ikatan kovalen dan ikatan ion. Dalam kasus ini, kita tidak memperdulikan apakah ikatan itu, merupakan ikatan kovalen, atau ikatan ion. Di sini, yang akan diperhatikan adalah bagaimana susunan elektronnya.

Namun, tidak semua senyawa memiliki atom pusat, tidak semua senyawa memiliki hibrid. Ada senyawa yang hanya memiliki bentuk saja. Jadi, hanya yang memiliki atom pusat yang memiliki hibrid.

Untuk mempelajari hibrid lebih lanjut, kita harus mengerti elektron dalam orbital. Hal yang harus diingat adalah satu orbital diisi minimal satu elektron dan maksimal dua elektron. Orbital juga boleh kosong. Dalam hibridisasi, kita juga akan mengenal istilah promosi elektron. Promosi elektron adalah pindahnya elektron ke orbital yang lebih tinggi untuk membentuk suatu ikatan.

To be continued....

Sabtu, 17 April 2010

Ikatan Kimia II

Pada Posting ikatan kimia I, telah dijelaskan tentang konfigurasi elektron (terutama menurut teknik "spdf") untuk mencapai "kesempurnaan"(dibaca: Kaidah Oktet). Maka, dilanjutkan ke jenis-jenis ikatan.

Ikatan Ion (Ikatan Elektrokovalen)


Ikatan ion terbentuk oleh ion-ion. Ion-ion disini adalah unsur yang memiliki muatan. Baik yang berunsur tunggal (O2-) ataupun yang berunsur banyak (SO42-). Ion tidak hanya ion negatif saja. namun ada pula ion positif. Jelas donk, coba saja logika, kalo seandainya di dunia ini cuman ada cowok, lah!!! Bosen deh. Nah, jadi kalau ada Yin, maka ada Yang. Kalo ada cowok, maka ada cewek.
Ion-ion negatif, biasanya dimiliki oleh unsur non logam (terutama halogen). Sedangkan ion-ion positif, dimiliki oleh unsur-unsur logam (terutama golongan IA & IIA). Sekarang perhatikan gambar:


Natrium (11Na) adalah logam alkali, yang memiliki elektron valensi 1 dan konfigurasi [Ne] 3s1. Jadi atom ini lebih cenderung melepas 1 elektron pada orbital s. Ya, iyalah. orang dia enggak punya pacar, jadi ya cari donk. Atom ini menyerahkan satu elektronnya.
Clorin (17Cl) adalah halogen, yang memiliki elektron valensi 7 dan konfigurasi [Ne] 3s2 3p5. Atom ini cenderung menerima elektron. "Sebagai saudara yang baik, elektron pada orbital p yang lain menunggu adik bungsunya mendapat pasangan hidup." Itulah kata-kata elektron lain. Clorin cenderung menunggu mendapat donor.
Pada gambar di atas, tampak jelas. Natrium melepas elektronnya, tanpa meminta kembali, dan diterima oleh Clorin. maka terjadi reaksi:

Na+ + Cl- → NaCl

Ikatan Kovalen


Kovalen sebenarnya memiliki artian. Yaitu dari kata "co" yang berarti bersama-sama dan "valent" yang berarti elektron valensi. Jadi mempergunakan elektron valensi secara bersama-sama. Berbeda dengan yang ikatan ion, ada yang menyerahkan elektronnya secara cuma-cuma. Tetapi yang ini tidak. Pelit ya! Ya itu karena situasi. Mereka saling membutuhkan elektron itu. Atom yang memberikan elektronnya, memberikan catatan begini: elektronku boleh kamu pakai, tapi jangan kamu pakai sendiri, aku juga butuh itu. Nah dari sinilah tercipta elektron yang berpasang-pasangan. Nantinya elektron yang berpasangan ini akan dibahas di kemudian hari. Inilah gambaran pasangan elektron.



Sumber Gambar


Wikipedia Bahasa Indonesia dan Google

Kamis, 04 Februari 2010

Ikatan Kimia I

Senyawa sebenarnya saling berikatan. Karena itu, dalam postingan ini akan diterangkan secara mendalam. Ikatan kimia dalam hal ini merupakan hal yang penting, terutama nanti pada kimia organik. Bahasan kita pada kimia organik adalah pasti sangat erat hubunganya dengan ikatan kimia.

Setiap orang ingin mencapai kesempurnaan

Kesempurnaan adalah kestabilan. Di dalam kimia, yang disebut kestabilan adalah jumlah elektron valensi yang memiliki jumlah sebanyak delapan (8). Harus delapan tidak boleh kurang. Karena, mereka harus menyerupai gas mulia. Namun dalam gas mulia itu ada yang tidak memenuhi delapan tetapi sudah stabil, yaitu helium (2He). Memang terjadi penyimpangan pada helium. Namun tidak menjadi masalah, karena ini dapat menjadikan kesenjangan dengan hidrogen. Nah, kembali ke elektron valensi 8. Dengan ke delapan elektron valensi ini, bisa disebut Kaidah Oktet. Konfigurasi elektron pada gas mulia:






Helium1s2
Neon1s2 2s2 2p6
Argon1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Kripton1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
Xenon1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
Radon1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6

Untuk yang menyimpang tadi (Helium), memiliki nama yaitu kaidah duplet. Setiap unsur yang membentuk senyawa, harus memenuhi kaidah oktet atau duplet.
Unsur yang ingin menyerupai duplet atau oktet itu kita harus mengetahui yang disebut elektron valensi. Untuk saat ini yng akan dikupas adalah golongan utama (golongan A), maka elektron valensi mengikut pada golongan ke-berapakah unsur itu. Sebagai contoh: Halogen atau golongan 7A memilikielektron valensi 7 buah elektron.

To be Continue....