Sebelum mempelajari disosiasi elektrolit, kita patut mengetahui apa yang disebut larutan. Apa yang disebut larutan itu? Larutan adalah hasil yang homogen yang diperoleh bila suatu zat terlarut dilarutkan dalam pelarut. Secara garis besar, pelarut dibagi menjadi dua yaitu pelarut polar dan pelarut non polar. Sifat dari pelarut hanya melarutkan yang sifatnya sama. Salah satu contoh pelarut yang paling mudah didapat adalah air. Air adalah pelarut polar, sebab air dapat melarutkan senyawa-senyawa polar. Pelarut non polar, juga hanya dapat melarutkan zat-zat non polar. Contoh dari pelarut non polar adalah benzena, toluena, aseton dan lain sebagainya. Tetapi, di sini kita tidak membahas tentang pelarut non polar.
Satu hal lagi dalam pelarut dan dalam membuat larutan juga, perlu ditengok tingkat kelarutan zat dalam pelarut. Secara umum adalah sebagai berikut:
- Air
- Air Panas
- HCl encer
- HCl pekat
- HNO3 encer
- HNO3 pekat
- Aqua Regia
Dari nomor 1 sampai nomor 7, kelarutan semakin meningkat. Di dunia ini, tidak ada yang tidak dapat larut dalam aqua regia.
Baca lebih lanjut tentang air raja
Sekarang memasuki reaksi, ada sebuah pernyataan tentang reaksi.
Secara alamiah, semua reaksi refersibel. Tetapi, karena laju pembentukan kembali menjadi reaktan jauh lebih kecil dari pada laju pembentukan produk maka reaksi seolah tidak refersible.
Pernyataan itu adalah sebuah hukum alam dalam kemampuannya menyetimbangkan dirinya. Sebab disosiasi adalah penguraian sebuah senyawa di dalam air. Pendapat ini diajukan oleh Arrhenius (Vogel, 1988).
Di dalam air, semua senyawa padat yang sifatnya elektrolit akan terdisosiasi menjadi ion-ion. Demikian terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar