Kamis, 07 Juni 2012

Pengantar Kimia Analitik

Sejujurnya, aku bingung untuk memberi judul artikel ini. Karena artikel ini memang benar-benar sebuah pengantar yang amat singkat tentang Kimia Analitik. Tetapi, bagiku judul bukanlah sebuah masalah bagiku. Yang terpenting apa yang aku tulis ini akan berguna. Silakan disimak.
Kimia Analitik adalah salah satu cabang ilmu kimia yang memiliki maksud dan tujuan untuk menyelidiki suatu senyawa maupun campuran sehingga dikenal susunan secara kualitatif maupun kuantitatif.1 Secara otomatis, Kimia Analitik dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
  • Kimia Analitik Kualitatif
    Analisa yang memfokuskan tentang jenis-jenis unsur atau ion yang terkandung dalam suatu campuran atau senyawa.
  • Kimia Analitik Kuantitatif
    Analisa yang memfokuskan pada penetapan kadar suatu unsur yang terdapat dalam suatu campuran atau senyawa.

Jadi, secara mudahnya Kimia Analitik Kualitatif berurusan dengan apa saja yang terkandung dalam suatu campuran. Sedangkan Kimia Analitik Kuantitatif berurusan dengan berapa banyaknya kandungan suatu campuran itu.

Dalam percobaan Kimia Analitik untuk menganalisa suatu senyawa X, yang harus dianalisa pertama kali adalah analisa secara kualitatif. Tidak mungkin, kita belum mengetahui apa-apa tentang senyawa X, tahu-tahu ketahuan kadarnya. Aneh, kan?

Yah..., kurang lebih ini dulu pengantarnya. Akan lebih sangat membantu, dengan memiliki atau meminjam buku di bawah ini. Kamu akan lebih mengerti.^_^

Catatan Kaki


[1] Tjokrodanoerdjo, Harsono.1982.Ilmu Kimia Jilid II A Untuk SLA Edisi III.Jakarta: Erlangga

Pengaktifan Kembali Blog Kimia

Setelah sekian tahun, blog ini fakum. Mulai hari ini, aku mengaktifkan kembali blog ini.
Aku akan memasukan semacam jadwal penerbitan tulisan. Jadwal ini akan aku terbitkan selama satu minggu. Aku mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena fakumnya blog ini. Blog ini fakum karena banyak faktor. Salah satunya adalah kesibukan penulis. Demikianlah, atas perhatianya aku ucapkan terima kasih. Salam hangat, Penulis

Selasa, 25 Mei 2010

Nama Baru dalam Tabel Periodik

Kamu mungkin sudah tahu. Ada nama baru yang diberikan oleh IUPAC untuk sebuah unsur yang belum diberi nama. Apa? ada yang belum tahu? ohh ooo..., ya sudah akan saya beritahu.

Berita ini mungkin sudah agak lama beredar. Namun, kita tengok dulu tabel periodik kita. Ingat! Setiap yang ingin mendalami ilmu kimia, haruslah mempunyai tabel periodik, karena ini adalah hal yang paling esensial. Dan juga, ilmu kimia akan terus berkembang seiring berkembangnya peradaban umat manusia dan perkembangan zaman.

Pertama kali, saya menerima kabar ini dari Wikipedia Bahasa Indonesia (Pada kolom peristiwa terkini pada tanggal 19 Februari 2010). Menurut Wikipedia, Unsur tersebut memiliki nomor atom 112, dengan nama lama Ununbium (112Uub). Kini jelas bukan? Nama baru unsur tersebut adalah Copernicium (disulih bahasakan Indonesia menjadi: Kopernisium) 112Cn.
Mengapa dinamakan Kopernisium? IUPAC memberikan nama ini, untuk menghormati Astronom Nicolaus Copernicus, dan diumumkan pada ulang tahunnya yang ke-537 tahun.

Sudah ketemu nomor 112? Tepatnya di bawah air raksa. Apa gunanya? Kita belum tahu pasti apa kegunaan dari Kopernisium ini. Namun, yang pasti kita akan mengetahui apa gunanya suatu saat.
IUPAC-Cipernicium

Selasa, 20 April 2010

1001 Blogger Pelajar Indonesia

Hari ini, saya tidak membahas tentang kimia dulu, karena secara tidak sengaja sewaktu melakukan Blog walking, saya menemukan blog milik saudara Andrie Callista.

Dalam salah satu artikel yang telah ditulisnya, yang berjudul 1001 Blogger Indonesia, kesan yang ter sirat dalam hati adalah benarkah perkembangan blogger di Indonesia sebegitu cepat? Setelah saya cek kebenarannya, ternyata benar.
Namun, dalam mimpi itu, masih belum ada yang bisa mewujudkannya. Maka dengan menerbitkan postingan ini, maka saya menyatakan dukungan kepada impian blogger ini. Dan juga saya harapkan impian ini dapat menjadi impian dan cita-cita nasional para blogger di seantero Nusantara, Bumi Indonesia tercinta ini.

Jika kamu tergolong orang yang nasionalis dan peduli terhadap pemerosotan nasionalisme, marilah kita bangun nasionalisme Indonesia melalui gerakan ini. Semoga Tuhan beserta kita.

Indonesia BISA!!! Indonesia BISA!!! Indonesia JAYA!

Sabtu, 17 April 2010

Ikatan Kimia II

Pada Posting ikatan kimia I, telah dijelaskan tentang konfigurasi elektron (terutama menurut teknik "spdf") untuk mencapai "kesempurnaan"(dibaca: Kaidah Oktet). Maka, dilanjutkan ke jenis-jenis ikatan.

Ikatan Ion (Ikatan Elektrokovalen)


Ikatan ion terbentuk oleh ion-ion. Ion-ion disini adalah unsur yang memiliki muatan. Baik yang berunsur tunggal (O2-) ataupun yang berunsur banyak (SO42-). Ion tidak hanya ion negatif saja. namun ada pula ion positif. Jelas donk, coba saja logika, kalo seandainya di dunia ini cuman ada cowok, lah!!! Bosen deh. Nah, jadi kalau ada Yin, maka ada Yang. Kalo ada cowok, maka ada cewek.
Ion-ion negatif, biasanya dimiliki oleh unsur non logam (terutama halogen). Sedangkan ion-ion positif, dimiliki oleh unsur-unsur logam (terutama golongan IA & IIA). Sekarang perhatikan gambar:


Natrium (11Na) adalah logam alkali, yang memiliki elektron valensi 1 dan konfigurasi [Ne] 3s1. Jadi atom ini lebih cenderung melepas 1 elektron pada orbital s. Ya, iyalah. orang dia enggak punya pacar, jadi ya cari donk. Atom ini menyerahkan satu elektronnya.
Clorin (17Cl) adalah halogen, yang memiliki elektron valensi 7 dan konfigurasi [Ne] 3s2 3p5. Atom ini cenderung menerima elektron. "Sebagai saudara yang baik, elektron pada orbital p yang lain menunggu adik bungsunya mendapat pasangan hidup." Itulah kata-kata elektron lain. Clorin cenderung menunggu mendapat donor.
Pada gambar di atas, tampak jelas. Natrium melepas elektronnya, tanpa meminta kembali, dan diterima oleh Clorin. maka terjadi reaksi:

Na+ + Cl- → NaCl

Ikatan Kovalen


Kovalen sebenarnya memiliki artian. Yaitu dari kata "co" yang berarti bersama-sama dan "valent" yang berarti elektron valensi. Jadi mempergunakan elektron valensi secara bersama-sama. Berbeda dengan yang ikatan ion, ada yang menyerahkan elektronnya secara cuma-cuma. Tetapi yang ini tidak. Pelit ya! Ya itu karena situasi. Mereka saling membutuhkan elektron itu. Atom yang memberikan elektronnya, memberikan catatan begini: elektronku boleh kamu pakai, tapi jangan kamu pakai sendiri, aku juga butuh itu. Nah dari sinilah tercipta elektron yang berpasang-pasangan. Nantinya elektron yang berpasangan ini akan dibahas di kemudian hari. Inilah gambaran pasangan elektron.



Sumber Gambar


Wikipedia Bahasa Indonesia dan Google